Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia 2

Penalaran Induktif

Penalaran induktif ialah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena/gejala individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi) yang berlaku umum. Proses berpikir induktif dibedakan atas generalisasi, analogi, dan sebab-akibat. 1)       Generalisasi Generalisasi ialah proses berpikir berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Misalnya orang Indonesia peramah, apakah generalisasi itu sah? Untuk membuat  generalisasi harus memenuhi ketentuan berikut. a.        Cukup Memadai Artinya gejala-gejala khusus/sampel yang diamati sebagai dasar penarikan kesimpulan mencukupi jumlahnya. Apabila jumlah tidak memadai, maka generalisasi itu akan menjadi terlalu luas. Gejala yang diamati perlu dilihat jenisnya; apakah homogen atau heterogen. Sampel untuk gejala yang bersifat homogen tidak perlu terlalu banyak, misalnya untuk menguji produksi minyak goreng d

Penalaran Deduktif

Latar Belakang Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Metode deduktif Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial. Penalaran deduktif dikembangkan oleh  Aristoteles ,   Thales ,   Pythagoras , dan para filsuf Yunani lainnya dari Periode Kl

Resensi Buku : Metallica "Blak-blakan"

Judul : Metallica "Blak-blakan" Penulis : Mark Putterford Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Edisi : Soft Cover Tgl Penerbitan : 2005 - 06 - 00 Bahasa : Indonesia Halaman : 138 " Musik merupakan karunia yang luar biasa bagiku, dan entah bagaimana aku cukup cepat menyadarinya. Tapi aku tidak butuh alkohol, aku tidak butuh kemarahan, aku tidak butuh ketenangan, aku tidak butuh semua itu untuk menjadi kreatif." JAMES HETFIELD METALLICA, BRAND LEADER ULTRA-METAL, BERHASIL MEMPERTAHANKAN KEBERADAANNYA DAN TERUS MELAJU SEMENTARA BANYAK BAND LAINNYA BUBAR DAN TERPURUK. Setelah mengatasi kematian bassis Cliff Burton saat tur di tahun 1986, mengahadapi masalah kecanduan alkohol yang dialami Hetfield, dan hampir dalam waktu yang sama mengahadapi perkara "pencurian" musik oleh Napster, mereka masih harus melewati masalah berikutnya: mencari pengganti Jason Newsted. Namun sekarang mereka melangkah dengan mantap memasuki era